Tia Karyawanku
- Home
- Cerita Dewasa
- Tia Karyawanku
“Ayah, sudah jam 7.30 loch.. Ayah kok belum berangkat ? ” ujar istriku mengingatkanku. Memang waktu sudah menunjukkan pukul 7.30, namun aku rasa masih terlalu pagi untuk aku berangkat ke tempat kerjaku. Karena waktu tempuh dari rumahku ke tempat kerjaku hanya 10 menit, selain itu aku sudah siap untuk berangkat hanya tinggal memakai sepatu.
Akhirnya kusulut kembali 1 batang rokok tambahan sambil menikmati kopi hitam yang disediakan oleh istriku. Masih pagi bunda, bentar lagi saja lch ayah berangkat.. jawabku sambil menikmati sebatang rokok yang telah kusulut dengan segelas kopi hitam yang senantiasa menemaniku di pagi hari.
1. AWAL PERKENALAN
Sebelumnya perkenalkan, nama saya Arie berusia 30 tahun. Saya sudah menikah dan dikaruniai 2 orang anak. Saya bekerja di sebuah Mall di sebuah kota di Jawa Timur sebagai Manajer Operasional di Game Center yang terletak di dalam Mall tersebut. Pekerjaan saya bisa dibilang sangat baik karena mendapatkan posisi yang baik dan juga penghasilan yang bisa dibilang lebih dari cukup untuk menafkahi keluarga saya. Karena bekerja di Mall, maka sudah pasti kebanyakan karyawan yang ada adalah wanita.
Ada yang SPG dan ada juga yang memang karyawan Mall dan karyawan game center yang memang aku kelola. Buat saya, bekerja di Mall sangat- sangat menyenangkan. Karena setiap hari saya bisa mencuci mata saya dengan melihat berbagai macam wanita cantik di tempat kerja saya.
Cerita Sex ini bermula ketika saat itu saya sedang melakukan training kepada karyawati baru di perusahaan saya. Karyawati yang sedang saya training rencanannya akan diploting di bagian kasir, sebut saja namanya Tia. Tia ini masih sangat muda dan berumur 21 tahun. Satu hal yang sangat saya suka dari Tia, adalah bentuk tubuhnya yang sangat aduhai. Tia memiliki pinggul yang aduhai dan bokong yang lumayan indah. Selain itu, kulitnya yang putih dan juga wajahnya yang manis dengan potongan rambut poni membuatnya sangat mirip dengan Momo vokalis Geisha walau buah dadanya tidak terlalu besar.
Hari itu sebenarnya hampir sama ketika aku melakukan training kepada Tia di hari- hari kemarin. Namun, entah mengapa hari itu rasanya nafsuku lagi meningkat karena mungkin pengaruh istriku yang lagi mens, sehingga sudah 3 hari ini aku tidak mendapat jatah. Siang itu suasana di Mall sangat sepi dan lenggang. Sehingga aku bisa mengobrol dengan Tia. Dan ketika sedang asyik mengobrol aroma wangi parfum Tia sangat menusuk hidungku dan membuat aku terbuai dengan aroma parfumnya.
Dan ketika akan setoran kasir, sebuah ide konyol terbesit di pikiranku. Aku ingin mengerjai Tia si anak baru ini. Akhirnya aku pun menyuruh salah satu karyawan senior yang bertugas melakukan penutupan kasir untuk menyampaikan kepada Tia bahwa uang hasil pembayarannya kurang dan dia di suruh menghadap ke aku untuk menyelesaikan masalah tersebut. Dan akhirnya siasatku berhasil.
Setelah selesai menyetorkan uang penjualannya dia menghampiri saya dan bertanya mengenai masalah tekoran uang penjualan kepada saya. Dan saya pun mengatakan bahwa uang setorannya memang kurang dan dia harus menggantinya. Saya tawarkan bahwa dia boleh memilih mau di angsur 3 atau 6 kali. Dan untuk memikirkannya, saya suruh dia sms ke saya nanti malam dan meminta nomor hp miliknya.
“Cihuyyy…” akhirnya Tia memberikan juga nomor hpnya kepada saya.
Malam itu Tia mengirim sms kepada saya, yang mengatakan bahwa dia masih bingung mengenai pembayaran tekoran itu. Akhirnya karena tidak tega, saya mengatakan bahwa besok dia harus menemui saya dan dia pun menyanggupinya. Besoknya, dia pun menepati janjinya dan menemui saya di kantor saya. filmbokepjepang.net Dan saya pun akhirnya mengatakan bahwa sebenarnya saya hanya iseng mengenai masalah tekoran tersebut. Tia pun akhirnya merasa lega karena ternyata semuanya hanya lelucon biasa. Dan saya pun melanjutkan pembicaraan dengan Tia yang arahnya sich lebih ke pendekatan.
Dan ketika saya tanya apa dia sudah punya pacar, dia menjawab belum punya. Dan ketika saya mengutarakan hobi saya menonton dia pun menjawab kalau dia juga suka menonton. Dan yang membuat saya kaget adalah ketika Tia menanyakan kepada saya apakah saya mau pergi nonton dengan dia. Dan tanpa ragu saya pun mengiyakan ajakannya.
“Tapi, Bapak yang mbayarin yach tiket nontonnya…” ujar Tia.
“Beres… pasti aku bayarin.. Masa kamu yang mbayarin saya… Kan gak etis..” jawabku… Akhirnya, kami pun sepakat untuk pergi nonton bareng.
Hari yang ditunggu pun akhirnya tiba, saya dengan Tia pun janjian untuk ketemu di depan pintu masuk bioskop. Memang sengaja kami tidak berangkat bersama dari tempat kerja, untuk menghindari gosip yang tidak diinginkan. Karena jarak mall untuk menonton dekat dengan mall kami, saya memutuskan untuk jalan kaki. Setiba di bioskop, saya lihat Tia sudah menunggu di depan pintu masuk. Akhirnya setelah basa basi dengan pertanyaan sederhana mengenai lama tidaknya Tia menunggu akhirnya kami pun masuk. Dan selagi, Tia memilih film yang akan ditonton saya membeli minuman dan makanan ringan untuk di dalam.
Selesai membeli makanan dan minuman, saya menghampiri Tia untuk menanyakan apakah dia sudah mendapatkan film yang ingin dilihat. Dia mengganguk dan saya pun membeli tiket untuk kami berdua. Sesampainya di dalam ternyata jumlah penonton yang ada sangat sedikit. Yach, sedikitpun masih belum terbesit pikiran yang jorok di pikiran saya. Akhirnya lampu dipadamkan dan film pun dimulai. Pada saat film dimulai, pikiran saya tidak fokus kepada film yang diputar melainkan kepada Tia yang dalam remang- remang terlihat sangat manis dengan kemeja putih dan rok hitam.
Entah bagaimana awalnya Tia pun mengatakan bahwa udaranya sangat dingin, dan dengan tiba- tiba Tia menarik tangan saya dan memeluknya.
“Maaf Pak, udaranya dingin banget… Minjem tangan Bapak yach… ujarnya seraya memeluk tangan saya di bagian dadanya. Otomatis tangan saya bersentuhan dengan buah dadanya yang terasa sangat kenyal.
” Jangankan tangan, mau pinjem kontol saya juga boleh…” pikir saya dalam hati.
“Pak.. kok nglamun….” ujar Tia membuyarkan pikiran jorokku.
“Ech..ya… maaf Tia… Lagi nglantur aja pikirannya…” jawabku sekenanya.
Tia pun tertawa mendengar jawabanku..
“Hayooo… lagi mikirin apa Pak… Wach, pasti lagi piktor ya Pak… ” ujar Tia sambil tertawa.
“Ya, habis kamu sich… pake acara minjem tangan segala… Mana ditaruh di dada segala.. kan jadinya nempel ke gunung kembarmu..” jawabku.
“Sengaja yach… kamu naruhnya disitu…. biar aku mupeng..terus cenut- cenut..” ujarku.
“Hihihihi… Bapak ini lucu banget dch…. Ya, anggap aja pembalasan dari Tia Pak… Kan kemarin bapak yang ngerjain Tia.. sekarang giliran Tia yang ngerjain bapak…” jawabnya.
“Ya, kalau ngerjainnya masalah gini sch, ada dua kepala yang pusing Tia..” ujarku.
“Lch kok bisa dua kepala yang pusing Pak..?” tanya Tia dengan muka bingung.
“Ya lch.. kepala atas sama kepala yang di bawah ini yang puyeng…” jawabku sambil menunjuk ke arah celanaku, dimana kontolku sudah ngaceng.
“Waduch… ya maaf Pak… Lagian kok pake acara bangun sich Pak adiknya… suruh tidur lagi aja pak adiknya…hihihihi…” ujar Tia, seraya semakin mendekap tanganku ke dadanya dan semakin aku bisa merasakan kenyalnya buah dada milik Tia. “Ech… kok malah ditekan sich tanganku… ntar tak remes loch gunung kembarmu…” ujarku…
“Remas aja Pak kalau mau….” tantang Tia. Bagai mendapat angin segar, tidak kusia- siakan kesempatan emas ini.
Kuremas buah dada Tia yang sebelah kanan dari luar kemejanya. Bisa kurasakan begitu empuk dan kenyalnya buah dadanya Tia. Tanganku semakin asyik bergerilya meremas buah dadanya bergantian dari kanan ke kiri dan sebaliknya. Sementara di tengah remang- remang cahaya ruang bioskop, bisa kulihat Tia hanya memejamkan matanya dan menahan suara desahannya agar tidak keluar. Untung tidak banyak penonton di ruangan itu dan untung pula di deretan bangkuku hanya ada aku dan Tia.
Aku berpikir, apa mungkin pasangan penonton yang lain melakukan hal yang sama denganku. Ketika kulihat Tia masih memejamkan mata menikmati remasan tanganku di buah dadanya, aku beranikan diri mendekatkan bibirku dengan bibirnya yang terkadang mengigit bibir bawahnya menahan nikmatnya remasan tanganku di buah dadanya. Cuppp… akhirnya bibirku pun bersentuhan dengan bibirnya. Tidak ada tanda penolakan dari Tia, akhirnya kumasukkan lidahku ke dalam mulutnya berusaha mencari lidahnya.
Dan sungguh diluar dugaan, Tia malah membalas lidahku dengan lidahnya. Akhirnya lidah kami pun saling berpagutan. Di tengan ciuman kami yang menggelora, kususupkan tanganku dari bagian bawah kemejanya yang tidak dimasukkan ke dalam roknya. Dan akhirnya tanganku mencapai bh nya. Kuremas kembali buah dadanya, membuat Tia semakin menggelinjang dan membuat ciuman kami makin ganas dengan permainan lidah. Kuremas- remas buah dadanya dari bagian luar BH nya. Tia pun hanya bisa memejamkan matanya, sambil menahan nikmat.
Tidak puas, dengan meremas dari luar BH akhirnya kusupkan tanganku dari bagian bawah BH nya dan kuremas dengan lembut gunung kembarnya. filmbokepejpang.net Tia pun semakin menggelinjang menahan nikmatnya terjangan tanganku di buah dadanya. Apalagi ketika kupilin puting susunya yang tidak terlalu besar, Tia pun semakin mendesis. Untung suara film di ruang bioskop menutupi suara desisan Tia dan gelapnya ruang bioskop seolah menutupi kegiatan yang kami lakukan. Tidak puas dengan hanya aku yang aktif, akhirnya kupegang tangan Tia dan kuarahkan tangannya untuk memegang kontolku dari bagian luar celana.
Pertama Tia sempat ragu, namun akhirnya dia pun menuruti keinginanku dan mengelus- elus kontolku yang sudah tegang dari bagian luar. Aku merasa nikmat yang luar biasa ketika tangan Tia mengelus kontolku. Akhirnya kubuka resleting celanaku, dan kukeluarkan kontolku agar belaian lembut tangan Tia bisa langsung bersentuhan dengan batang kontolku. Tia nampak kaget ketika memegang batang kontolku yang lmyan besar dan panjang. Tanganku kembali kususupkan ke dalam BH nya dan kupilin kembali puting susunya sambil tangan Tia terus mengosok batang kontolku.
Sayang, hanya kegiatan ini yang bisa kami lakukan. Mungkin bila kami berdua di dalam kamar, pasti langsung kuentot si Tia ini, dalam hatiku. Akhirnya, ketika film akan mencapai akhirnya kami pun menyudahi kegiatan mesum kami. Namun satu hal yang membuat aku penasaran, karena isi kontolku belun keluar. Sehingga aku merasa tanggung banget. Akhirnya, film pun berakhir. Lampu ruang bioskop dinyalakan dan kami pun berjalan keluar dari ruang bioskop. Setelah menonton, aku pun mengantar Tia pulang kerumahnya.
2. HUBUNGAN BERLANJUT
Semenjak kejadian di gedung bioskop, lambat laun hubungan antara aku dan Tia semakin erat. Aku bahkan sering mengantarnya pulang ke rumah dan sekedar bertamu di rumahnya. Kedua orang tuanya pun menerima kehadiranku dengan tangan terbuka. Karena selain aku atasannya di tempat kerja, kehadiranku di rumah Tia malah membawa suasana baru di rumahnya. Maklum, karena keempat anak mereka perempuan semua. Sehingga sosok anak lelaki, serta kakak bagi Tia sepertinya mereka dapatkan dengan kehadiranku.
Walaupun mereka tahu statusku sudah menikah dan punya anak. Namun keluarga Tia tidak mempermasalahkan hubungan pertemananku dengan Tia. Walau sebenarnya hubungannku dengan Tia lebih dari sekedar teman. Namun, itu menjadi rahasia kami berdua. Untuk hubungan rumah tanggaku pun bisa dibilang harmonis seperti biasanya, karena memang pekerjaanku di Mall sangat menyita waktuku. Sehingga, aku memang terbiasa pulang malam.
Sore itu aku sedang duduk di depan komputerku melihat data laporan pencapaian omset dan sedang membuat rencana plan untuk promosi di weekend minggu ini. Rasa penat telah menghinggapiku, yang sedari siang tadi sibuk berkutat di depan komputer. Kulirik jam tanganku, waktu menunjukkan pukul 4.30 sore. Dan pada saat bersamaan, handphoneku pun berbunyi yang menandakan ada pesan masuk. Kubuka handphoneku, dan ternyata yang mengirimkan pesan adalah Tia.
“Selamat sore Pak, maaf mengganggu.. Kira- kira Bapak lagi sibuk gak? Kalau missal lagi gak sibuk, saya mau minta tolong anterin pulang bisa kch pak? Karena kebetulan Papa saya gak bisa njemput, karena ada urusan. Terima kasih pak. Bls..” itu bunyi pesan singkat Tia yang masuk di inbox handphoneku.
Akhirnya kuputuskan untuk mengiyakan permintaan tolong Tia. Karena aku sendiri juga lagi jenuh di kantor dan ingin mencari udara segar. Setelah kubalas pesan Tia untuk bisa mengantarnya pulang, akupun menyimpan pekerjaanku dan berpesan kepada anak buahku bahwa aku akan keluar sebentar untuk mengurus masalah promo dan sekalian makan. Kemudian aku bergeggas menuju area parkir untuk mengambil mobilku. Tak lama, aku pun memacu mobilku ke tempat Tia menunggu.
Dari kejauhan, kulihat Tia sedang menunggu di depan Kantor Pos. Kuhentikkan kendaraanku dan kubukakan pintu mobilku dan akhirnya Tia pun masuk ke dalam mobilku.
“Maaf ya, jadi kelamaan nunggunya..” ujarku ketika Tia sudah berada di dalam mobil yang kemudian kujalankan kembali menyusuri ruas jalan menuju kerumahnya.
“Gak lama kok Pak.. Justru saya yang meminta maaf sudah merepotkan Bapak..” jawabnya.
“Ach, nyante aja dch.. Emank lagi ke mana Papamu ? tanyaku. Papa sama mama dan adik- adik lagi ke rumah saudaranya mama Pak. Makanya gak bisa jemput saya. Terus tadi mama bilang kalau bisa minta tolong Pak Arie buat nganterin pulang. Ujar Tia.
“Oohhh. Ya udah kalau gitu.. Ya, hitung- hitung sekalian refreshing.. Soalnya tadi bete banget di kantor..” ujarku. Dalam hatiku sangat gembira, karena nantinya bisa berduaan saja dengan Tia.
“Ya, ntar Tia bikini kopi dch Pak buat balas jasanya Bapak.. Atau ntar Tia pijetin dech pak, biar gak capek..” ujar
Tia sambil tersenyum manis. Sungguh suatu tawaran yang sangat sulit untuk ditolak oleh laki-laki manapun. Akhirnya, sekitar 20 menit perjalanan kami pun tiba di rumah Tia. Tia segera turun dari mobil dan membuka pagar rumahnya. Aku pun mengikutinya masuk setelah memarkirkan mobilku. Aku pun duduk di sofa ruang tamu rumah Tia. Sementara Tia masuk ke kamarnya untuk berganti pakaian. Kuambil sebatang rokok dan kunyalakan sambil menunggu Tia berganti pakaian. Tak lama berselang, Tia pun keluar dari kamarnya.
Dan Tia sangat cantik sekali saat itu. Karena Tia saat itu mengenakan daster yang sangat manis dan kontras ketika dikenakannya. Aku pun memandangya dengan penuh kekaguman. Kurasakan jantungku berdetak kencang, dan mataku memandang Tia seolah ingin menelanjanginya.
“Hayoo nglihatin dan mikirin apa Bapak Kok serius banget sch nglihatin saya Emank ada yang salah ya pak dengan penampilan Tia ?” ujar Tia membuyarkan lamunanku. ” Echh.. gakkk kokk.. Cuma kamu terlihat cantik aja pake daster itu..” jawabku sambil menahan malu karena ketahuan melihat dirinya.
“Hihihihi Mukanya Bapak merah tuch Ketahuan tuch bohongnya..” ujar Tia sambil tertawa. “Bentar ya pak, Tia bikini kopi dulu.. Mau pake susu kch Pak kopinya ? ” tawar Tia kepadaku.
“Low susunya pake susu kamu aku mau..” jawabku sambil tertawa.
“Yach, punya saya belum keluar susunya Pak Lagian enakkan langsung aja Pak.. Kalau di campur kopi kan panas” selorohnya sambil mengayunkan langkahnya menuju dapur.
Tak lama pun Tia kembali dengan membawa baki berisikan dua gelas kopi. Tia pun duduk di sampingku, sambil mempersilahkan aku untuk meminum kopi buatannya. Kutuang kopi dalam cangkir ke piring alasnya dan kunikmati kopi buatan bidadari cantik yang saat ini sedang duduk di sebelahku. Setelah meminum kopi yang kutuang di piring tadi, kami pun saling berpandangan. Lambat laun wajah dan bibir kami saling berdekatan, hingga akhirnya bibir kami berdua bertemu dan saling berpagutan dengan mesra.
Kukecup bibirnya Tia dengan mesra sambil kumasukkan lidahku ke dalam mulutnya. Tia pun menyambut kedatangan lidahku dengan lidahnya. Hingga lidah kami pun saling beradu. Di sela- sela kami berciuman, kuarahkan tangan kiriku kearah buah dadanya. Kuremas buah dadanya dengan lembut dan perlahan. Tia pun mendesis menahan kenikmatan yang kini sedang kuberikan ke bagian buah dadanya. Perlahan, tanganku pun menyusuri ke bagian bawah tubuhnya, hingga akhirnya tanganku mencapai paha Tia.
Kurasakan begitu halusnya kulitnya ketika tanganku menyusuri kulit pahanya yang putih. Kunaikkan dasternya hingga tampaklah celana dalam Tia yang berwarna pink. Kuelus vaginanya dari bagian luar celana dalamnya, bisa kurasakan memeknya sudah mulai basah akibat rangsangan yang kuberikan. Kugesek bagian tengah memek Tia dari bagian luar celana dalamnya dengan jari telunjukku yang membuat Tia semakin mendesah dan menggelinjang menahan nikmat di tubuhnya. Kurebahkan Tia di sofa, kemudian kunaikkan dasternya sampai di bagian buah dadanya. Kini aku bisa melihat dengan jelas tubuh indah milik Tia walau masih terbungkus BH dan celana dalam yang warnanya senada, warna pink.
Kuremas kedua buah dadanya sambil kuciumi kulit payudaranya yang begitu putih menawan. Kuremas dan kujilati kulit payudaranya sehingga membuat Tia semakin menggelinjang. Tangan Tia berusaha menggapai area kontolku, dan ketika menemukannya Tia mengelus- elus kontolku dari bagian luar celanaku yang membuat kontolku semakin keras dan tegang.
Kususupkan tangan kananku ke belakang tubuhnya yang kini sedang kutindih, akhirnya tanganku menemukan pengait BHnya dan segera kulepas pengaitnya. filmbokepjepang.net Akhirnya BH nya pun terlepas, sehingga nampaklah di depan mataku kedua payudaranya yang tidak terlalu besar namun sangat kencang, ranum, putih dan dihiasi aerola berwarna coklat muda dengan putting yang mencuat karena terangsang. Kujilati dan kusedot putting payudaranya, sementara tangan kiriku menyusup masuk ke dalam celana dalamnya.
Bisa kurasakan memeknya yang basah dan hangat dan tidak berbulu. Ternyata Tia mencukur habis bulu memeknya, sehingga tanganku bisa leluasa dan mudah menemukan klitorisnya. Kutekan klitorisnya dengan jariku sambil kugesekkan jariku secara perlahan dari atas ke bawah yang semakin membuat Tia mendesah dan menggelinjang tak karuan menahan rangsangan yang kuberikan ke payudara dan memeknya. Memeknya pun semakin basah akibat rangsangan yang kuberikan. Bahkan kontolku pun diremasnya dengan kuat sehingga aku merasa ngilu sekaligus keenakan akibat remasannya walaupun masih terhalang celana yang kukenakan.
Aku sedang asyik mengulum putting susunya ketika Tia mendorongku dan berusaha bangun, sehingga aku sempat terdorong ke arah belakang. Dengan ganasnya Tia melepas ikat pinggangku dan membuka resleting celanaku. Sehingga kontolku yang sudah tegang dan mengeras namun masih terbungkus celana dalamku terpampang di hadapannya. Tia pun sempat terpana melihat kontolku yang masih terbungkus celana dalamku, namun itu hanya berlangsung singkat. Dengan cepat tangannya mengeluarkan kontolku dari balik persembunyiannya, sehingga kini kontolku mengacung dengan gagahnya dengan urat-urat yang Nampak semakin indah di mata Tia.
Tia pun mencondongkan kepalanya untuk mengulum kontolku. Lidahnya menyapu dan menjilati kepala kontolku, sehingga aku semakin merasa geli dan nikmat akibat permainan lidahnya. Puas dengan menjilati kepala kontolku, akhirnya kontolku pun terbenam di dalam mulutnya. Tia menyedot kontolku sambil menggerakkan kepalanya ke atas dan ke bawah sehingga kontolku pun semakin lancar keluar masuk dalam mulutnya sambil sesekali Tia menyedotnya seperti sedotan. Bahkan terkadang kontolku mentok di dalam mulutnya Tia, sehingga aku pun semakin menggelinjang dan geli dibuatnya.
Ternyata Tia sangat hebat melakukan oral seks, sampai- sampai aku menggelinjang dibuatnya. Aku pun tidak mau kalah, kuremas- remas buah pantatnya yang semok dan sangat halus dari bagian luar celana dalamnya. Kumasukkan tanganku ke dalam celana dalamnya dan kuelus sambil terkadang kuremas pantatnya yang bahenol sambil kusisipkan jariku diantara belahan pantatnya sampai ke arah memeknya yang semakin basah dan hangat.
“Ayo Pak, cepetan Keburu ada yang pulang ntar.. ” ujar Tia seraya menyudahi kegiatan oralnya dan kemudian terlentang di atas sofa dengan kedua paha direntangkan sehingga menampakkan memeknya yang masih terbungkus celana dalam pinknya. Segera kulepas celana dalamnya, Tia pun agak mengangkat pantatnya untuk memudahkan aku melepas celana dalamnya.
Sungguh pemandangan memek yang sangat indah. Di depanku kini terpampang memek yang tanpa bulu alias gundul dengan labia mayora yang begitu indah. Aku mengarahkan mukaku ke arah memeknya untuk menghisap memeknya yang begitu membuat aku bernafsu. Namun Tia menutupnya dengan salah satu tangannya.
“Jangan Pak, kan kotor.. Lagian saya malu pak..” ujar Tia.
Aku pun tidak mengiraukan ucapannya, kusibak tangannya yang menutup memeknya dan segera kujilat memeknya yang semakin basah dan merekah merah. Tia pun mendesah sambil mengangkat pantatnya ketika lidahku mulai menyusuir setiap inci bagian lubang memeknya.
Kujilat dengan lembut klitorisnya dan terkadang kusedot klitorisnya yang semakin membuat Tia terengah- engah dan menggelinjang.
“Pakkkk…akkkuu… keluarrr….” desah Tia tertahan sambil mengangkat pantatnya dan mengejang ketika mencapai orgasmenya yang pertama dengan lidahku.
Bisa kurasakan aliran cairan hangat dari memeknya yang terasa asin dan khas sekali. Kutatap mata Tia, dan Tia tersenyum membalas tatapan mataku. Tatapan dan senyuman yang mengekspresikan kepuasan dalam batinnya karena telah berhasil merengkuh kenikmatan orgasme denganku walau hanya menggunakan lidahku. “Kita pindah di kamar ya Pak ? ” ajak Tia. Aku pun segera bangkit dan menggandeng tangannya dan mengayunkan langkah ke arah kamarnya. Di dalam kamarnya, segera kulepas celana dan bajuku sehingga aku pun kini dalam keadaan telanjang bulat di depan Tia.
Sementara Tia pun tidak mau kalah dan segera meloloskan dasternya serta BH nya yang hanya menggantung di pundaknya. Sehingga kini kami berdua telah sama- sama telanjang bulat. Tia pun berbaring di atas kasurnya dalam keadaan terlentang dan melebarkan kedua pahanya untuk memudahkan aku memasuki relung memeknya yang sudah menantikan kehadiran kontolku. Kuusap-usap belahan memek dan klitorisnya dengan kepala kontolku yang sudah licin akibat air ludah Tia dan cairan precumku. Tia semakin melengguh dan menggelinjang karena perlakuanku pada memeknya.
“Cepet masukkin Pak Tia udach gak tahan..” ujar Tia. “Apanya yang dimasukkin Tia ? ” jawabku ingin memancing kata-kata vulgarnya.
“Masukkin kontol Bapak Tia pengen memek Tia dimasukkin kontol Bapak Tia pengen dientot sama kontol Bapak..” ujar Tia dengan penuh nafsu dan sudah tidak mengidahkan norma- norma kesopanan yang ada.
Akhirnya kuarahkan kepala kontolku ke dalam memeknya sambil kutekan secara perlahan- lahan. Tia menggigit bibirnya berusaha menahan kenikmatan yang akan menghampirinya. Perlahan kontolku mulai masuk dan menyeruak ke dalam relung memeknya yang sudah sangat basah. Bless kontolku pun akhirnya terbenam seluruhnya di dalam memeknya. Kudiamkan kontolku sebentar, berusaha menikmati ketatnya lubang memeknya dan kedutan- kedutan nikmat yang menjalar di seluruh batang kontolku. Ternyata Tia sudah tidak perawan, yang akhirnya secara tidak langsung menjawab pertanyaan dalam hatiku.
Setelah memek Tia mulai terbiasa dengan kontolku, aku pun mulai menggerakan pantatku maju dan mundur. Kontolku pun mulai keluar dan masuk secara perlahan di dalam memeknya. Tia mendesah dan berusaha meresapi setiap gerakan keluar masuk kontolku di dalam vaginanya. Aku pun mempercepat gerakan maju dan mundur pantatku, sehingga suara kecipak berpadunya kelamin kami semakin riuh meramaikan suasana. Di tambah lagi, suara beradunya selangkanganku dengan selangkangan Tia semakin menambah merdu dan bernafsunya acara persetubuhan kami. Semakin lama, gerakan Tia pun semakin liar.
Pantanya ikut bergoyang mengikuti irama maju mundurnya pantatku. Tak lama kemudian, Tia pun mengerang dan mengejang kembali.
“Achhhh.Pakkk Akkkuuu..kelluarrr lagiiii…” erangnya menyambut orgasme keduanya. Sedangkan aku, masih belum ingin menyelesaikan persetubuhan terlarang ini.
“Gillaa Bapak hebat banget sch. Tia sampai dua kali orgasme..” ujar Tia seraya tersenyum dan berusaha mengatur nafasnya.
Kubalikkan badanya Tia hingga posisinya tengkurap, dan kunaikkan pantatnya sehingga lubang memeknya ikut naik dan merekah. Kuposisikan kontolku di depan memeknya dari arah belakang dan blesskontolku pun kembali menyeruak masuk ke dalam memeknya Tia. Aku pun menggerakan kembali pantatku maju dan mundur sehingga kontolku kembali menyeruak masuk seperti piston yang sedang bekerja. Dalam posisi doggy style ini, bisa kurasakan memeknya sangat menjepit kontolku sehingga membuat aku semakin bernafsu menyodok memeknya.
Tia pun semakin mendesah dan menikmati pompaan kontolku dalam memeknya. Kuremas payudaranya yang menggantung dengan kedua tanganku sambil kontolku terus memompa memeknya dengan penuh nafsu sampai terkadang kepala kontolku mentok dan menyundul rahimnya. Ketika kontolku mentok dan menyundul rahimnya Tia semakin mendesah dan mengerang kenikmatan.
“Ochhh. Enak bangget pak Kontol bapak mantap banget Panjang dan gede banget, sampai rasanya mentok di memekku pak Bapak emang pengalaman banget ngentotin wanita Tia mau dientotin terus sama Bapak..” ujar Tia meracau.
“Ya Tia, memek kamu juga enak banget Kontolku rasanya pengen ngentotin kamu terus..” jawabku. Akhirnya, kurasakan kontolku mulai berdenyut akibat aliran spermaku yang mulai berbaris antri ingin segera keluar dari batang kontolku.
Segera kucabut dan kuarahkan ke pantatnya Tia, dan crottt.crotttt. Kontolku pun memuntahkan isinya di pantat Tia. Banyak sekali spermaku yang keluar dari kontolku dan begitu kental. Andaikan spermaku masuk ke dalam memeknya Tia, bisa dipastikan kenikmatan yang baru saja kami rengkuh akan berakhir bencana. Aku pun tergolek di samping badannya Tia dan menatapnya dengan senyum kepuasan. Sementara Tia pun membalas senyumanku dengan senyum yang sangat manis. Senyuman manis dari seorang wanita yang telah puas karena berhasil mencapai puncak orgasmenya.
Kukecup kening Tia dengan mesra dan hangat. Tia pun tersenyum senang dengan perlakuanku tadi. Segera kuambil tissue di meja kamarnya untuk membersihkan sperma di pantatnya, dan kami berdua pun segera berpakaian kembali. Karena tanpa terasa sudah satu jam kami bersetubuh, dan sudah waktunya aku kembali ke kantor. Ketika aku akan berpamitan, Tia pun mencium tanganku yang kemudian kubalas dengan mencium bibirnya dan keningnya.
Aku pun sadar, bahwa hubungan kami ini akan berlanjut dan persetubuhan terlarang ini pasti akan kami ulangi. Namun, kami berdua tetap berkomitmen bahwa hubungan yang kami lakukan ini adalah hubungan tanpa ikatan. Karena Tia pun menyadari statusku yang bukan bujang lagi. Aku pun menghidupkan kendaraanku dan menjalankan mobilku ke arah kantor, diiringi lambaian tangan Tia yang seolah enggan dan berat melepaskanku.